Senin, 13 Oktober 2014

boraks

MAKALAH ANALISA AIR, MAKANAN DAN MINUMAN
ANALISA BORAKS
                                                                                                                                        



 

Disusun oleh:
Lupi Ratna Sari                    (10111028)


DEPARTEMEN FARMASI
PROGRAM STUDI S–1 FARMASI FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Meningkatnya  jumlah  penduduk  menyebabkan  kebutuhan  makanan  juga semakin meningkat. Hal  tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan  berbagai  variasi  agar  lebih  awet,  menarik  dan  menguntungkan.  Namun dewasa  ini  sering  ditemukan  berbagai  produk  makanan  yang  diberi  bahan tambahan berupa bahan penyedap, pewarna dan pengawet yang berbahaya.Sudah  tidak  asing  lagi  dugaan  adanya  kandungan  pewarna  tekstil,  formalin  dan  boraks  dalam  beberapa  produk  makanan  terutama  jajanan  ringan  yang dijajakan di pinggir jalan atau di sekolah-sekolah. Bakso, sosis, tempora merupakan sebagian  jajanan yang sering ditambah boraks untuk mengenyalkan dan membuat warnanya  lebih  bersih.  Badan  Pemeriksa  Obat  dan  Makanan  (BP-POM)  sering melakukan  sidak  ke  berbagai  tempat  dan  menemukan  beberapa  makanan  yang diberi bahan tambahan boraks (Wardayati, Tatik. 2012).
Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya  salep,  bedak,  larutan  kompres,  obat  oles mulut  dan  obat  pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati,  lemak dan ginjal. Pemakaian dalam  jumlah yang banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan,  radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan kematian (Saeful Karim, 2008).
Berbahayanya  boraks  bagi  tubuh  manusia  sudah  banyak  diketahui  oleh masyarakat  umum,  namun  demikian  belum  banyak masyarakat  yang mengetahui cara  mendeteksi  boraks  dalam  makanan.  Kebanyakan  untuk  mengetahui kandungan boraks dalam makanan dilakukan   melalui uji  labolatorium oleh praktisi akademis. Untuk itu perlu dilakukan upaya penelitian mendeteksi kandungan boraks dalam  makanan  yang  lebih  sederhana,  mudah  dan  dapat  dilakukan  secara langsung oleh semua kalangan  masyarakat (Simpus. 2005).

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa yang di maksud dengan fungsi boraks yang  sebanarnya dan apa saja peyalagunaan boraks sebagai pengawet pada makanandan bagaimana efek  boraks terhadap kesehatan ?
b.      Bagaimana cara menganalisa boraks pada makanan ?

1.3  Tujuan
a.       Untuk mengetahui fungsi boraks sebenarnya dan mengetahui penyalagunaan boraks sebagai pengawet pada makan dan efek boraks terhadap kesehatan
b.      Untuk mengetahui cara identifikasi boraks pada makanan

1.4  Manfaat
Hasil penelitian  ini diharapkan dapat memberikan  informasi pada masyarakat  tentang cara mendeteksi boraks dan memberi  informasi makanan apa  saja  yang mengandung boraks dan bahaya boraks bagi kesehatan.











BAB II
TEORI DASAR
2.1 Boraks
            Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak, boraks merupakan suatu kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.  Boraks memiliki  nama kimia natrium tetrabonat ( Na2B4O7.10H2O). Boraks dalam air berubah menjadi natrium hidoksida dan asam borat.  Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air yang bertujuan untuk menyamarkan dipasaran. Boraks memilki struktur sebagai berikut (Aminah dan Himawan, 2009) :
Gambar 2.1.Struktur kimia natrium tetraborat
Boraks memiliki sifat-sifat berupa  :
l  Bentuk : Serbuk kristal putih
l  Tidak berbau
l  Larut dalam air
l  Tidak larut dalam alkohol
l   pH 9,5
l  stabil pada suhu serta tekanan norma
Boraks memiliki kegunaan yang beragam dalam kegiatan industri dan makanan. Dalam industri boraks digunakan untuk bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak dan mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater (Aminah dan Himawan, 2009).
Borat memodifikasi struktur kaca untuk membuatnya tahan terhadap serangan panas atau kimia. Mereka digunakan dalam produksi ultra tipis layar LCD, kaca tahan panas dan fiberglass dan account untuk 43% dari permintaan dunia untuk produk ini. Mereka juga berinteraksi dengan permukaan besi untuk membentuk lapisan yang melindungi logam dari korosi. Dikombinasikan dengan seng. Borat digunakan sebagai penghambat api dalam polimer digunakan untuk kabel listrik dan mantel dalam isolasi selulosa. Borat bahkan dapat digunakan sebagai perisai penahanan nuklir.
Salah satu bidang utama penelitian borat di AS adalah pengembangan pengawet kayu aman dan tahan lama. Kayu semakin digunakan sebagai bahan bangunan karena merupakan sumber daya, didaur ulang berkelanjutan, tetapi rentan terhadap serangan biologis. Kerusakan yang disebabkan oleh rayap Formosa biaya pemilik rumah Amerika US $ 1 miliar setiap tahun. Pestisida diterapkan pada tanah adalah tidak efektif karena sarang rayap di atas tanah, sehingga bangunan itu sendiri perlu dirawat. Produk bangunan Borat dirawat adalah biaya-efektif untuk menjaga ukuran rayap rakus di teluk.
Boraks adalah bahan yang meningkat popular. Permintaan untuk asam borat dalam borosilikat meningkat, dan produsen dari fiberglass penguatan dan glasir keramik menggunakan meningkatnya konsentrasi asam borat untuk menurunkan penggunaan energi dan meningkatkan kinerja produk. Memang, para peneliti di University of Florida baru-baru ini menemukan bahwa Borat sangat penting dalam mengkonversi awan debu antar bintang menjadi ribosa salah satu blok bangunan kehidupan – jadi Borat bahkan mungkin menjadi kunci untuk membuka misteri yang bagus tetang bagaimana kehidupan di Bumi.Selain dalam penggunaan di industri, penggunaan yang lebih banyak terutama di Indonesia sejak zaman dahulu adalah sebagai bahan tambahan dalam makanan. Dalam makanan boraks digunakan untuk  karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk), mi, lontong, sebagai pengeras, ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras, kecap, sebagai pengawet, serta cenil, sebagai pengeras. Penggunaan  boraks dalam makanan telah diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang diatur dalam  UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional yang  batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.Namun dalam kenyataanya penggunaan boraks dalam bahan makanan tidak ditentukan kadarnya, pembuat makan an dalam menyampurkan boraks tidak menggunakan aturan ini melainkan hanya dengan kira-kira. Lalu bagaimana bahaya dari bahan ini bila dikonsumsi dalam jangka panjang dan banyak (Widyaningsih dan Murtini, 2006).  
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan hingga kematian. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim metabolisme. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih. Dilihat dari bahaya yang ditimbulkan oleh boraks tentu saja penggunaannya dalam makanan lebih baik dihindari dan mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung boraks. Untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan dapat diketahui dengan pengecekan dalam laboratorium dengan menggunakan sifat yang paling mudah yaitu asam-basa karena boraks yang dilarutkan dalam air akan menghailkan sifat asam sebagai asam borat (Aminah dan Himawan, 2009).
2.2 Kegunaan boraks yang sebenarnya
Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas,bahanpembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Aminah dan Himawan, 2009)
2.3 Penyalahgunaan Boraks Sebagai Pengawet pada Makanan
Bahan pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat,memperlambat, menutupi atau menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di dalam atau pada setiap bahan pangan. Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks bersifat sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda darikekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk,teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makananmengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas.Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak (Aminah dan Himawan, 2009)
2.4 Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan 5 gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati, 2006). Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolis memanusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal (Artika, 2009).
            Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf  pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakanginjal, pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan Murtini, 2006). Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktulama.Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia dan konvulsi. Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, sertarusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan Hidayati, 2006). Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut :
1.      bahaya boraks jika terhirup mengenai mata, mengenai kulit dan tertelan bahaya boraks secara umum :
·         Iritasi saluran pencernanan
·         Iritasi kulit
·         Iritasi mata
·         Kerusakan ginjal
·         Apabila boraks dengan jumlah 5-10g sampai tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan schok dan kematian .
1.      Bahaya apabila boraks sampai tertelan adalah sebagai berikut :
·       Badan berasa tidak enak
·       Mual, nyeri hebat pada bagian perut bagian atas
·       Pendarahan gastroenteritis disertai muntah darah
·       Diare, lemah , mengantuk , demam , sakit kepala
2.      Bahaya kronis kalau sampai tertelan sebagai berikut :
·         Hilang nafsu makan
·         Turunnya berat badan
·         Iritasi ringan di sertai ganguan pencernaan
·         Maual, muntah , sakit perut
·         Diare
·         Kulit kering, ruam dan merah merah
·         Mukosa membran bibir pecah – pecah
·         Lidah merah
·         Radang selaput mata
·         Anemia
·         Kerusakan ginjal
·         Kegagalan sistem sirkulasi akut
·         Kematian (Saparinto danHidayati, 2006).
 2.5  Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya yang paling mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode kunyit anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).
1.      Identifikasi dengan pengamatan fisik
Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang, serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam makanan menurut bentuk fisiknya :
Ø  Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.
Ø   Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak.Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lempar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.
Ø  Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan memberikan rasa getir.
Ø  Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
Daya toksisitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gram/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
2.      UJI KUANTITATIF
Ø  Dengan metode titrasi asam- basa
Semua senyawa organik dihilangkan pada proses pengarangan, kemudian sisa-sisa senyawa organik (C) dijadikan karbonat pada proses pengabuan setelah diberi air kapur. Semua karbonat diendapkan dalam keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa karbonat dalam larutan diikat dengan H2SO4 sambil dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan manitol yang memberikan H yang dapat ditentukan secara acidimetri (Hamdani, 2012).
            Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam. Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.      Indikator titrasi 
yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen. Indikator yang digunakan harus memberikan ketentuan yang jelas saat terjadinya titik akhir titrasi, misalnya perubahan warna atau terjadinya pembentukan endapan.
2.       Titik Ekivalen/titik akhir teoritis
yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung sempurna. Pada saat tercapainya titik setara atau ekivalen, di dalam larutan harus terjadi perubahan yang jelas, baik dalam sifat fisik maupun sifat kimianya.
3.      Titik akhir titrasi
yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.
4.      Reaksi harus sederhana sehingga mudah dituliskan dengan persamaan reaksi kimianya. Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara kuantitatif dengan larutan standar atau larutan pereaksi dalam perbandingan yang setara atau secara stokiometri.
5.      Reaksi harus terjadi dengan cepat, apabila perlu untuk mempercepat reaksi dapat ditambahkan suatu katalisator  (Hamdani, 2012).
Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standar primernya dan larutan standar sekundernya.
-          Larutan standar primer
yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.
-          Larutan standar sekunder
 yaitu suatu zat yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin (Underwood,1996).
Ø  Metode titrimetri 
penetapan kadar asam boraks dalam pangan engan metode titrimetri yaitu dengan titrasi menggunakan larutas standar NAOHdengan penambahan gliserol akan menghasilakan warna merah muda yang menetap pada titik akhir titrasi ( Helrich,1990)
Ø  Titrasi dengan penabahan matinol
penetapan kadar boraks dalam sampel dengan penambahan matinol dan indikator phenolftalien di tirasi dengan menggunakan larutan NAOH menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir titrasi (British Pharmacopoeia,1988)
Ø  Metode sepektrofotometri
penetapan kadar boraks dengan sepektofotometri dengan mengukur serapan dari destilasi larutan sampel yang di beri larutan kurkumin dan etanol menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 542nm (Panjatitan 2010)














BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Berdasrkan tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa  boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air, sedangkan sifatnya adalah kumulatif yang memberi dampak negatife secara kronis dan dalam dosisi tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, mencret, kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal nonpangan, boraks memiliki beberapa manfaat, antaralain :
-          Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan  menarik
-          Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
-          Mengawetkan makan
Adapun manfaat bagi industry non pangan :
-          Campuran membuat kertas
-          Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
-          Pembasmi kecoak
Beberapa dampak negative pada makanan, ada beberapa cara yang dapat digunakan antara lain, metode kertas curcuma, metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya Boraks dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas,bahanpembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu.
Bahan pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat,memperlambat, menutupi atau menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di dalam atau pada setiap bahan pangan. Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks bersifat sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda darikekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk,teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makananmengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas.Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak .
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan 5 gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak . Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolis memanusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal.
b.      Saran
Sebaiknya boraks tidak di gunakan dalam makan karena boraks memiliki dampak yang negatif buat kesehatan dan terlalu sering menkonsumsi boraks akan menyebabkan kematian. Jadi sebaiknya makanan yang beredar di masyarakat sebaiknya di uji terlebih dahulu makan itu mengandung boraks apa tidak apabila makan tersebut mengandung boraks sebaiknya tidak diedarkan di masyrakat. Memang pada saat ini dampak dari boraks belum terlihat tetapi bebrapa tahun lagi kalau kebanyakam mengkonsumsi  boraks yang berlebih meyebabkan kematian.
Daftar Pustaka
Bambang. 2008. Dampak Penggunaan Formalin dan Borax. Diakses pada tanggal 17 November 2011  melalui http://smk.putraindonesiamalang.or.id/dampak-penggunaan -formalin-dan-borax.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Fardiaz, S. 2007. Bahan Tambahan Makanan. Institut Pertanian Bogor; Bandung.
Mahdi, dkk. 2008. Uji Kandungan Formalin, Boraks, dan Pewarna Rodhamin B pada Produk Perikanan dengan Metode Spot Test. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3 No.2, November 2008.
Hamdani, 2012. Boraks. Tersedia di http://catatankimia.com/catatan/ boraks-dalam-makanan.html
Oliveoile. 2008. Formalin dan Boraks. Diakses pada tanggal 12 November 2011 melalui http://oliveoile.wordpress.com
Rahmawati, Irma.2010.  Analisis Kualitatif Natrium Tetraborat (Boraks). Diakses pada tanggal 17 November 2011 melalui http://irizlovely.blogspot.com/2010/08/analisis-kualitatif-natrium-tetraborat.html
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Roth, H. J. 1988.  Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Tersedia di http://catatankimia.com/catatan/ boraks-dalam-makanan.html [diakses tanggal 25 Mei 2013]
Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wardayati, Tatik. 2012. Boraks. Tersedia di http://intisari-online.com/read/bahan-kimia-berbahaya-pada-makanan

1 komentar: