MAKALAH ANALISA AIR, MAKANAN DAN
MINUMAN
ANALISA BORAKS
Disusun
oleh:
Lupi Ratna Sari (10111028)
DEPARTEMEN FARMASI
PROGRAM STUDI S–1 FARMASI FAKULTAS
FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya jumlah
penduduk menyebabkan kebutuhan
makanan juga semakin meningkat.
Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai
produk makanan dengan berbagai variasi
agar lebih awet,
menarik dan menguntungkan. Namun dewasa
ini sering ditemukan
berbagai produk makanan
yang diberi bahan tambahan berupa bahan penyedap, pewarna
dan pengawet yang berbahaya.Sudah
tidak asing lagi
dugaan adanya kandungan
pewarna tekstil, formalin dan
boraks dalam beberapa
produk makanan terutama
jajanan ringan yang dijajakan di pinggir jalan atau di
sekolah-sekolah. Bakso, sosis, tempora merupakan sebagian jajanan yang sering ditambah boraks untuk
mengenyalkan dan membuat warnanya lebih bersih.
Badan Pemeriksa Obat
dan Makanan (BP-POM)
sering melakukan sidak ke
berbagai tempat dan
menemukan beberapa makanan
yang diberi bahan tambahan boraks (Wardayati, Tatik. 2012).
Boraks merupakan bahan yang dikenal
untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep,
bedak, larutan kompres,
obat oles mulut dan
obat pencuci mata. Boraks juga
digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.
Jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan
menumpuk pada otak, hati, lemak dan
ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan
kematian (Saeful Karim, 2008).
Berbahayanya boraks
bagi tubuh manusia
sudah banyak diketahui
oleh masyarakat umum, namun
demikian belum banyak masyarakat yang mengetahui cara mendeteksi
boraks dalam makanan.
Kebanyakan untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan
dilakukan melalui uji labolatorium oleh praktisi akademis. Untuk
itu perlu dilakukan upaya penelitian mendeteksi kandungan boraks dalam makanan
yang lebih sederhana,
mudah dan dapat
dilakukan secara langsung oleh
semua kalangan masyarakat (Simpus.
2005).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa
yang di maksud dengan fungsi boraks yang sebanarnya dan apa saja peyalagunaan boraks
sebagai pengawet pada makanandan bagaimana efek
boraks terhadap kesehatan ?
b. Bagaimana
cara menganalisa boraks pada makanan ?
1.3 Tujuan
a. Untuk
mengetahui fungsi boraks sebenarnya dan mengetahui penyalagunaan boraks sebagai
pengawet pada makan dan efek boraks terhadap kesehatan
b. Untuk
mengetahui cara identifikasi boraks pada makanan
1.4 Manfaat
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi pada
masyarakat tentang cara mendeteksi
boraks dan memberi informasi makanan
apa saja
yang mengandung boraks dan bahaya boraks bagi kesehatan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Boraks
Boraks
berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak, boraks
merupakan suatu kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah
larut dalam air. Boraks memiliki nama kimia natrium tetrabonat ( Na2B4O7.10H2O).
Boraks dalam air berubah menjadi natrium hidoksida dan asam borat. Boraks mempunyai nama lain natrium biborat,
natrium piroborat, natrium tetraborat. Boraks dipasaran terkenal dengan nama
pijer, petitet, bleng, gendar dan air yang bertujuan untuk menyamarkan
dipasaran. Boraks memilki struktur sebagai berikut (Aminah dan Himawan, 2009) :
Gambar 2.1.Struktur kimia natrium tetraborat
Boraks
memiliki sifat-sifat berupa :
l Bentuk
: Serbuk kristal putih
l Tidak
berbau
l Larut
dalam air
l Tidak
larut dalam alkohol
l pH 9,5
l stabil
pada suhu serta tekanan norma
Boraks
memiliki kegunaan yang beragam dalam kegiatan industri dan makanan. Dalam
industri boraks digunakan untuk bahan pembuat deterjen, khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak dan
mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut
dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3)
atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3)
merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan
dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau
asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia
pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan
sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater (Aminah dan Himawan,
2009).
Borat
memodifikasi struktur kaca untuk membuatnya tahan terhadap serangan panas atau
kimia. Mereka digunakan dalam produksi ultra tipis layar LCD, kaca tahan panas
dan fiberglass dan account untuk 43% dari permintaan dunia untuk produk ini.
Mereka juga berinteraksi dengan permukaan besi untuk membentuk lapisan yang
melindungi logam dari korosi. Dikombinasikan dengan seng. Borat digunakan
sebagai penghambat api dalam polimer digunakan untuk kabel listrik dan mantel
dalam isolasi selulosa. Borat bahkan dapat digunakan sebagai perisai penahanan
nuklir.
Boraks
adalah bahan yang meningkat popular. Permintaan untuk asam borat dalam
borosilikat meningkat, dan produsen dari fiberglass penguatan dan glasir
keramik menggunakan meningkatnya konsentrasi asam borat untuk menurunkan
penggunaan energi dan meningkatkan kinerja produk. Memang, para peneliti di
University of Florida baru-baru ini menemukan bahwa Borat sangat penting dalam
mengkonversi awan debu antar bintang menjadi ribosa salah satu blok bangunan
kehidupan – jadi Borat bahkan mungkin menjadi kunci untuk membuka misteri yang
bagus tetang bagaimana kehidupan di Bumi.Selain dalam penggunaan di industri,
penggunaan yang lebih banyak terutama di Indonesia sejak zaman dahulu adalah
sebagai bahan tambahan dalam makanan. Dalam makanan boraks digunakan untuk karak/lèmpèng
(kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk), mi, lontong,
sebagai pengeras, ketupat,
sebagai pengeras, bakso,
sebagai pengawet dan pengeras, kecap, sebagai pengawet, serta cenil, sebagai pengeras.
Penggunaan boraks dalam makanan telah
diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang diatur dalam UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional
yang batasnya hanya 1 gram per 1
kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan
lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.Namun dalam kenyataanya penggunaan
boraks dalam bahan makanan tidak ditentukan kadarnya, pembuat makan an dalam
menyampurkan boraks tidak menggunakan aturan ini melainkan hanya dengan
kira-kira. Lalu bagaimana bahaya dari bahan ini bila dikonsumsi dalam jangka
panjang dan banyak (Widyaningsih dan Murtini, 2006).
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta berakibat buruk
terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena
diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan hingga kematian. Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim
metabolisme. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara
kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya
toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5
gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada
orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih. Dilihat dari
bahaya yang ditimbulkan oleh boraks tentu saja penggunaannya dalam makanan
lebih baik dihindari dan mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung boraks.
Untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan dapat diketahui dengan
pengecekan dalam laboratorium dengan menggunakan sifat yang paling mudah yaitu
asam-basa karena boraks yang dilarutkan dalam air akan menghailkan sifat asam
sebagai asam borat (Aminah dan Himawan, 2009).
2.2 Kegunaan boraks yang sebenarnya
Boraks
juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas,bahanpembersih/pelicin
porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Aminah dan Himawan, 2009)
2.3 Penyalahgunaan Boraks Sebagai Pengawet pada
Makanan
Bahan
pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat,memperlambat, menutupi atau
menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di
dalam atau pada setiap bahan pangan. Meskipun bukan pengawet makanan, boraks
sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Selain sebagai pengawet, bahan
ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks bersifat sangat beracun,
sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam
pangan. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda darikekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan
disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng
akan mengembang dan empuk,teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin,
cukup sulit menentukan apakah suatu makananmengandung boraks. Hanya lewat uji
laboratorium, semua bisa jelas.Namun, penampakan luar tetap memang bisa
dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan
suatu makanan aman dari boraks atau tidak (Aminah dan Himawan, 2009)
2.4 Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan
Boraks
merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung
konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai
pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh
dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20 gram/kg berat
badan orang dewasa dan 5 gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan
keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gram/kg
berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak
(Saparinto dan Hidayati, 2006). Efek negatif dari penggunaan boraks dalam
pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada
kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem
metabolis memanusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak
kesehatan manusia. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung
berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit
dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam
tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta
sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme
tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal (Artika,
2009).
Dalam
jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat,
menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakanginjal,
pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan Murtini, 2006). Keracunan kronis
dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktulama.Akibat yang timbul diantaranya
anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia dan
konvulsi. Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat
mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan
kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan
degradasi mental, sertarusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit
karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit
yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan Hidayati, 2006). Gejala awal
keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah
mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan boraks
biasanya ditandai dengan hal-hal berikut :
1.
bahaya boraks jika terhirup mengenai mata,
mengenai kulit dan tertelan bahaya boraks secara umum :
·
Iritasi saluran pencernanan
·
Iritasi kulit
·
Iritasi mata
·
Kerusakan ginjal
·
Apabila boraks dengan jumlah 5-10g sampai
tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan schok dan kematian .
1. Bahaya
apabila boraks sampai tertelan adalah sebagai berikut :
·
Badan berasa tidak enak
·
Mual, nyeri hebat pada bagian perut bagian atas
·
Pendarahan gastroenteritis disertai muntah darah
·
Diare, lemah , mengantuk , demam , sakit kepala
2. Bahaya
kronis kalau sampai tertelan sebagai berikut :
·
Hilang nafsu makan
·
Turunnya berat badan
·
Iritasi ringan di sertai ganguan pencernaan
·
Maual, muntah , sakit perut
·
Diare
·
Kulit kering, ruam dan merah merah
·
Mukosa membran bibir pecah – pecah
·
Lidah merah
·
Radang selaput mata
·
Anemia
·
Kerusakan ginjal
·
Kegagalan sistem sirkulasi akut
·
Kematian (Saparinto danHidayati, 2006).
2.5 Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan
Ada
beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya yang
paling mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu
dengan pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing
dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu
metode kunyit anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).
1. Identifikasi dengan pengamatan fisik
Dari
berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan
boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang,
serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut
beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam
makanan menurut bentuk fisiknya :
Ø Ciri-ciri
mie basah mengandung boraks: teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket,
dan tidak cepat putus.
Ø Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya
sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih
cenderung keputihan.
Seperti
dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung
boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau
tidak.Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks.
Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga
beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks
yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lempar
bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu
mengandung boraks.Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai
bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita
bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat,
natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.
Ø Ciri-ciri
jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa
tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan memberikan rasa getir.
Ø Ciri-ciri
kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa
getir.
Dalam
bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam
bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49
persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per
Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No
733/Menkes/Per/IX/1988. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak
serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini
akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
Daya
toksisitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gram/kg berat badan (tikus). Dalam
dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing,
muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks
sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan
kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau
lebih.
2. UJI KUANTITATIF
Ø Dengan
metode titrasi asam- basa
Semua
senyawa organik dihilangkan pada proses pengarangan, kemudian sisa-sisa senyawa
organik (C) dijadikan karbonat pada proses pengabuan setelah diberi air kapur.
Semua karbonat diendapkan dalam keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa
karbonat dalam larutan diikat dengan H2SO4 sambil
dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan manitol yang memberikan H yang
dapat ditentukan secara acidimetri (Hamdani, 2012).
Titrasi
asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas, dan larutan
garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart
asam. Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.
Indikator titrasi
yaitu zat kimia lain, analit
atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik
ekivalen. Indikator yang digunakan harus memberikan ketentuan yang jelas saat
terjadinya titik akhir titrasi, misalnya perubahan warna atau terjadinya
pembentukan endapan.
2.
Titik
Ekivalen/titik akhir teoritis
yaitu saat dimana reaksi tepat
berlangsung sempurna. Pada saat tercapainya titik setara atau ekivalen, di
dalam larutan harus terjadi perubahan yang jelas, baik dalam sifat fisik maupun
sifat kimianya.
3.
Titik akhir titrasi
yaitu suatu peristiwa dimana
indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.
4.
Reaksi harus sederhana sehingga mudah dituliskan
dengan persamaan reaksi kimianya. Zat yang akan ditentukan harus bereaksi
secara kuantitatif dengan larutan standar atau larutan pereaksi dalam
perbandingan yang setara atau secara stokiometri.
5.
Reaksi harus terjadi dengan cepat, apabila perlu
untuk mempercepat reaksi dapat ditambahkan suatu katalisator (Hamdani, 2012).
Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan
standar primernya dan larutan standar sekundernya.
-
Larutan standar primer
yaitu
suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat
diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.
-
Larutan standar sekunder
yaitu suatu zat yang tidak murni atau
kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui
dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara
menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor yang
paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan
titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin (Underwood,1996).
Ø Metode
titrimetri
penetapan kadar asam boraks dalam pangan engan metode
titrimetri yaitu dengan titrasi menggunakan larutas standar NAOHdengan
penambahan gliserol akan menghasilakan warna merah muda yang menetap pada titik
akhir titrasi ( Helrich,1990)
Ø Titrasi
dengan penabahan matinol
penetapan kadar boraks dalam sampel dengan penambahan
matinol dan indikator phenolftalien di tirasi dengan menggunakan larutan NAOH
menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir titrasi (British
Pharmacopoeia,1988)
Ø Metode
sepektrofotometri
penetapan kadar boraks dengan sepektofotometri dengan
mengukur serapan dari destilasi larutan sampel yang di beri larutan kurkumin
dan etanol menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 542nm
(Panjatitan 2010)
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasrkan
tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ
yang berarti kristal lunak yang mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan
larut dalam air, sedangkan sifatnya adalah kumulatif yang memberi dampak
negatife secara kronis dan dalam dosisi tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah,
mencret, kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal nonpangan, boraks memiliki
beberapa manfaat, antaralain :
-
Memberi tekstur yang bagus dan memberi
kesan menarik
-
Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
-
Mengawetkan makan
Adapun
manfaat bagi industry non pangan :
-
Campuran membuat kertas
-
Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
-
Pembasmi kecoak
Beberapa
dampak negative pada makanan, ada beberapa cara yang dapat digunakan antara
lain, metode kertas curcuma, metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya
Boraks dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder,
pembuatan gelas,bahanpembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik
kayu.
Bahan
pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat,memperlambat, menutupi atau
menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di
dalam atau pada setiap bahan pangan. Meskipun bukan pengawet makanan, boraks
sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Selain sebagai pengawet, bahan
ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks bersifat sangat beracun,
sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam
pangan. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda darikekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan
disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng
akan mengembang dan empuk,teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin,
cukup sulit menentukan apakah suatu makananmengandung boraks. Hanya lewat uji
laboratorium, semua bisa jelas.Namun, penampakan luar tetap memang bisa
dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan
suatu makanan aman dari boraks atau tidak .
Boraks
merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung
konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai
pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh
dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20 gram/kg berat
badan orang dewasa dan 5 gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan
keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gram/kg
berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak . Efek
negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan
dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun
yang sangat berbahaya pada sistem metabolis memanusia sebagai halnya zat-zat
tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. Mengkonsumsi boraks dalam
makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak
hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih
dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu
enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering
mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan
ginjal.
b. Saran
Sebaiknya boraks tidak di gunakan dalam makan
karena boraks memiliki dampak yang negatif buat kesehatan dan terlalu sering
menkonsumsi boraks akan menyebabkan kematian. Jadi sebaiknya makanan yang
beredar di masyarakat sebaiknya di uji terlebih dahulu makan itu mengandung
boraks apa tidak apabila makan tersebut mengandung boraks sebaiknya tidak
diedarkan di masyrakat. Memang pada saat ini dampak dari boraks belum terlihat
tetapi bebrapa tahun lagi kalau kebanyakam mengkonsumsi boraks yang berlebih meyebabkan kematian.
Daftar
Pustaka
Bambang. 2008. Dampak Penggunaan Formalin dan Borax. Diakses pada tanggal 17
November 2011 melalui
http://smk.putraindonesiamalang.or.id/dampak-penggunaan -formalin-dan-borax.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan. Jakarta.
Fardiaz, S. 2007. Bahan Tambahan Makanan. Institut Pertanian Bogor; Bandung.
Mahdi, dkk. 2008. Uji Kandungan Formalin, Boraks, dan Pewarna Rodhamin B pada Produk Perikanan dengan Metode Spot Test. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3 No.2, November 2008.
Mahdi, dkk. 2008. Uji Kandungan Formalin, Boraks, dan Pewarna Rodhamin B pada Produk Perikanan dengan Metode Spot Test. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3 No.2, November 2008.
Oliveoile. 2008. Formalin dan Boraks. Diakses pada tanggal 12 November 2011 melalui http://oliveoile.wordpress.com
Rahmawati, Irma.2010. Analisis
Kualitatif Natrium Tetraborat (Boraks). Diakses pada tanggal 17 November
2011 melalui http://irizlovely.blogspot.com/2010/08/analisis-kualitatif-natrium-tetraborat.html
Rohman,
A. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Roth,
H. J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Tersedia di
http://catatankimia.com/catatan/ boraks-dalam-makanan.html [diakses tanggal 25
Mei 2013]
Underwood, A. L
dan R. A. Day, JR. 1996. Analisis Kimia
Kuantitatif Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wardayati, Tatik. 2012. Boraks. Tersedia di http://intisari-online.com/read/bahan-kimia-berbahaya-pada-makanan
Terimakasih atas info nya mas ... Salam Kenal ya, By : Produk tambang emas
BalasHapus